Monday, October 26, 2020

HUJAN DAN TEDUH

Kepadamu,

aku menyimpan cemburu dalam harapan yang tertumpuk oleh sesak dipenuhi ragu .

  Terlalu banyak ruang yang tak bisa ku buka . Dan, kebersamaan kita hanya akan memperbanyak ruang tertutup.
Mungkin, jalan kita tidak bersimpangan.
Ya, jalanku dan jalanmu ...
Meski diam-diam, aku masih saja menatapmu dengan cinta yang malu-malu.   Aku dan Kamu, seperti Hujan dan Teduh . Pernahkah kau mendengar kisah mereka ?
Hujan dan Teduh ditakdirkan untuk bertemu, tetapi tidak ditakdirkan untuk bersama dalam perjalanan satu waktu.   Seperti itulah perasaanku padamu. Seperti menebak langit abu-abu ..   mungkin, jalan kita tidak bersimpangan ...
Namun .......

Sudahlah...

Kau mungkin bukan takdirku :)

TIADA JODOH TANPA UPAYA

Kalau Anda kasar dan tidak jujur, Anda akan dapat yang tidak sopan dan suka berkhianat.

Kalau Anda lembut dan setia, Anda akan dapat yang berhati-hati dengan perasaan Anda dan yang hidup hanya untuk kebahagiaan Anda.

Kalau Anda dibesarkan dalam keluarga baik-baik, tapi memaksa menikahi orang rusak moral, Anda akan tersiksa dalam pernikahan yang keji. Hukumnya ada tiga. Yang pertama: Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya.
Yang kedua: Wanita baik yang melawan nasihat dan memaksa mencintai laki-laki tidak baik, bisa DIIJINKAN merasakan keburukan dari sikapnya sendiri, agar dia memperbaiki sikap pada kesempatan berikutnya. Yang ketiga: Orang yang sejatinya baik tapi memburukkan sikap untuk memaksa menikahi orang tidak baik, menjadi orang tidak baik yang pantas bagi orang yang tidak baik. Jodoh itu URUSAN PILIHAN, bukan hanya ditunggu dengan pasif karena meyakini jodoh itu di tangan Tuhan.
Urusan jodoh sudah diserahkan kepada Anda. Anda yang memilih, Tuhan yang merestui.



T.L

Tuesday, October 13, 2020

BISAKAH SEMUA BAIK - BAIK SAJA ?

Mengapa harus saling menyapa jika nantinya tak bersama ?

Terkadang kita sering bertanya.

Apakah dengan mencintai seseorang akan selalu membahagiakan?

Apakah tak ada celah jika laki - laki dan perempuan hanya sebatas mengenal tanpa melibatkan perasaan?

Jika iya, apakah untuk kembali menjadi teman harus melewati benci?

Apakah untuk berpisah harus diucap siapa yang paling bersalah?

Bukankah dulu , kita pernah saling menyayangi sebelum memutuskan pergi?

Bukankah dulu, kita pernah saling menawarkan senyuman sebelum semua menjadi berantakan?

Bukankah dulu, kita pernah saling menyimpan rindu sebelum akhirnya semua menjadi sendu?

Untuk apa menyesali setelah semua terlanjur dijalani?

Terlalu banyak tanya yah.. 🀦‍♂️

Jika memang menyakitkan, menangislah. Karena kita manusia.

Makilah sampai segala derita hancur tak bersisa.

Tapi berjanjilah, untuk tidak hancur meski keadaan memaksamu untuk mundur.

Berjanjilah, untuk tetap tumbuh meski perasaanmu harus dibunuh.

Berjanjilah pada dirimu sendiri.

Kamu hebat, kamu selalu kuat. Bahkan jika hanya untuk mencintai dirimu sendiri.


Well..

Dear  . . . . . . .  (Isi nama sendiri)

Berdamailah dengan masa lalumu,

Dan berdamailah dengan dirimu sendiri.



Dari kawanku, untuk kita semua !!!


Adit

Saturday, October 3, 2020

Kamu, (mungkin) Harapanku

Tadi sore, selepas hujan pamit meninggalkan jejaknya...

Tiba - tiba ku kenangan tentangmu mampir πŸ˜”

Bentuk bibirmu yang lucu ketika merajuk, 

Gemas pipimu yang memanja,

Dan segala tingkah tak terduga darimu yang diam - diam aku mulai menyukainya.

Mengingat kembali pertemuan pertama kita, adalah hal yang sering kulakukan akhir - akhir ini.

Aku tak banyak tahu perihal kangen, rindu dan sejenisnya.

Menurutmu, apa aku sedang mengalami gejala merindu?

Jarang yang sedang memisahkan kita, kurasakan lebih panjang daripada waktu yang telah kita habiskan bersama.

Padahal kita tahu, kapan terakhir kali kita bertemu.

Masih kuingat betul warna bajumu kala itu,

Juga kalimat terakhir sebelum perpisahan membawamu pergi.

Segala hal yang telah kita lewati, tampaknya tak kuasa dihapus waktu.

Tentang impianmu, tentang masalah yang kita hadapi, juga tentang pesan orang tuamu kepadaku.😌

Satu yang pasti , , , 

Ada kalimat - kalimat yang sengaja kusimpan dalam diam.

Menunggu waktu yang tepat untuk diutarakan.

Kiranya tak pernah ada kata terlambat,

Bolehkah ku meminta amin ? ? ?

πŸ˜©πŸ™ˆ



SriC

Tuesday, November 5, 2019

UNTUKMU ANAKKU, JUGA (MUNGKIN) JANTUNG HATIKU

Tak pernah terfikir sebelumnya...
Tugas PKL semester 7 itu membuatku masuk kedalam tempat baru, sebagai orang baru (sama dengan kamu), dalam pekerjaan dan pengalaman yang baru.

5 Februari 2016
Kuingat pertama kali kau datang, wajah manyun, terlihat antara letih atau terpaksa aku juga tidak tahu bedanya, dandanan yang cukup modis, juga terlihat kurang semangat.
Kupikir, kamu pasti memikirkann...
"Tempat apa ini? Ngapain aku disini?"

Dari tempat yang kita rasa kurang layak inilah, kita berkenalan dan memulai perjalanan bersama untuk menggapai cita diantara 2 profesi berbeda.

Kutahu sedikit demi sedikit tentangmu,
Tentang masalahmu,
Niatmu kembali ke tanah jawa,
Perlahan kuselami apa maumu yang memang rasanya rumit untuk diwujudkan ditengah keterbatasan aturan dan kondisi yang ada.

Permasalahan keluarga yang begitu mengganggu mental menjadi problematika yang besar yang harus diselesaikan secara cepat karena kaupun juga harus dituntut untuk segera berprestasi.

Dari sini, kita begitu dekat...
Entah aku yg sengaja masuk terlalu dalam,
Atau memang sudah jalannya kau dan aku didekatkan untuk tugasku yang memang hanya sekedar membantumu.

Tahun berganti,
Kita masih sama disela badai yang sempat membuatku tertegun akan tentangmu πŸ˜”
Dengan orang kepercayaan mamamu yang ternyata diluar kenyataan.
Sampai badai berlalu, ak denganmu tak terasa semakin dekat.
Hingga orang tuamu pun mulai sedikit demi sedikit percaya kepadaku, bahwa aku bisa menjagamu dan mengarahkanmu serta membantu untuk membimbingmu.

Waktu cepat berlalu, tak terasa perlahan kau pun mulai masuk dan mengenali budaya keluargaku..
Sampai kau jadikan pengganti orang tuamu mencari kenyamanan hati, atas nama KELUARGA.
Yang mungkin selama ini kamu rindukan.

Singkat cerita, ketika kita harus terpisah oleh jarak dan juga profesimu yang baru.
Tapi, tanpa sedikitpun aku tidak pernah melepaskan perhatian untukmu, seperti pinta mamamu.
Aneh...
Kau bukan siapa-siapa. Tapi aku merasa, bisa untuk ikut sibuk mengurusimu. Dan sama sekali tidak merasa keberatan.

2019, setalah semua kejadian kita lalui bersama meski dipisah kota berbeda...
Suara bising dari sekitarku, kawanku, yang memang tahu akan dirimu mulai mempertanyakan akan tentang engkau...

"Kenapa sih gak dinikahin aja?"
"Kenapa gapernah diajak langsung menikah?"

Pertanyaan aneh, karena memang niat awalku hanya untuk membantu dan mengaggapmu sebagai anakku..πŸ˜”πŸ˜’
Tapi..
Tanpa sadar lama lama, hal ini mulai terpikirkan..menjadi pikiran yg tak menentu sebelum lelapku.

Aku memang tak pernah menanyakan hal ini padamu,
karena kutahu batas profesiku,
siapa aku, siapa kamu,
Juga siapa yg disampingmu...😊

Tapi, aku juga harus jujur suatu saat nanti.
Aku tahu ketika tiba saatnya nanti kutanyakan ini, itu artinya aku telah siap kehilangan kamu (jika kamu tidak mau),
Jika kamu tidak mau tapi masih tetap ingin dalam lindunganku, maka jiwa mu memang besar.
Tapi, sampai kapan?? Itulah pertanyaan selanjutnya😊
Bukan aku tak mau, tapi ak juga harus merancang hidupku meskipun bukan dengan km..


Jika nanti kelulusanmu telah tiba, mungkin itulah saatnya untuk bertanya dan menyipkan segala resikonya.
Tapi untuk sekarang, fokuslah dengan kerjamu, kuliahmu, tugasmu, aktifitasmu..
Aku akan sabar menunggu sembari berharap,
SEADANINYA CINTAMU NANTI MEMANG UNTUKKU...πŸ˜”πŸ™‚

G.F.A 《=
010199

Wednesday, January 18, 2017

Katamu, Satu Jam Saja

Kau tau, apa yang lebih menyayat hati dan terasa pilu daripada

luka yang bertabur garam?

Ia adalah air mata yang terjatuh saat kenangan indah di pelupuk mata

yang tak sengaja otak menyuguhkannya.

Tangisku bukan lagi soal hal yang menyakitkan.

Bukan legam rasa pahit kehidupan.

Melainkan soal gelak tawa saat kita bercengkrama,

tatapan penuh arti yang kamu beri,

soal genggam erat jemari tanganmu kala menguatkanku.

Segala persoalan manis yang mulanya tak pernah kupersoalkan ini,

Kau berikan hal membahagiakan itu kepadaku.

Seperti air yang memberi kehidupan serta pengharapan.

Dan tangisku bukan lagi karena takut bersedih.

Tangisku kali ini karena takut bahagia,

iya...sebab kamu...

Bahagiaku yang memilih pergi...



#tar

Thursday, June 18, 2015

ANDAI KAU TAHU

Tak pernah terfikir olehku akan sebuah mimpi yang bisa jadi nyata di awal tahun ini.
Dulu, 
pertama kali kulihat segala pikiran buruk bisa saja kutempelkan.
Lama kuperhatikan, semua itu menarik inginku, minatku, hasratku untuk lebih tau dan mengenal.
Apa, Siapa dan Seperti apa yang selalu kulihat selama ini!
Tapi kuakui, keberanianku tak setangguh apa yang kulihat.
Pun juga demikian hati ini yang masih belajar untuk sembuh dari sebua luka yang begitu membekas.
Well,
setahun berlalu tiba ditahun ini semua mimpiku menjadi nyata.
Semua pikiran buruk yang pernah aku tempelkan ternyata tak seburuk yang aku kira.
Manis, Anggun, Berprinsip kuat, Pintar, Baik hati,
semua melekat dalammu.
Kukumpulkan keberanian agar bisa lebih jauh dan memahami semua yang kuingin,
ya.
perlahan mulai berani. Seiring berjalannya waktu aku semakin berani.
Hingga semua yang kulakukan jatuh terlalu dalam,
Tak terkira dan tak pernah terpikir.
Nyaman sekali.
Sebuah harap pernah terlontar dari dua buah pemikiran untuk menjadi satu.
Mungkin itulah saat yang paling Indah.

Hingga suatu ketika, yang kumaksud tak sampai dalam dengan yang kau maksud.
Semua hancur total.
Semuanya, hingga terparah. yang paling tulus dan menginginkan ini tak diinginkan lagi mengusik yang ada di depan.
Hingga sampai timbul pemikiran, entah yang dulu semua yang pernah terlontar hanya sebuah sandiwara atau permainan, atau..apapun itu. Karena semua berubah terlalu cepat. 
Sangat cepat...
Tapi, sudahlah. Hati ini mencoba damai dan menerima semua yang terjadi.

Dalam pemikiran, sebuah pesan positif tercurah.
" Mungkin Tuhan ingin aku lebih lagi dalam belajar ini. "
Kuyakin semua yang terjadi adalah rangkaian cerita yang telah disiapkan olehNYA.
Pun hingga saat ini,
kembali seperti dulu. Tak punya keberanian untuk memulai kembali dengan semua hal yang baru, entah mengapa..
mungkin,


memang aku masih inginkanmu......
Sejujurnya, aku merindukanmu...
Dalam kesunyian dan kemarahan ini.....